Saat mulai tumbuh gigi, bayi membutuhkan perlengkapan bayi berupa teether untuk membuatnya nyaman dari rasa sakit atau nyeri yang dirasakan. Karena teether berupa mainan yang akan dimasukkan ke dalam mulut dan digigit-gigit, maka pastikan memilih teether yang aman untuk bayi ya, Moms. Begini cara memilih teether yang aman dan tepat untuk bayi!
1. Keamanan Material
Salah kriteria teether yang aman untuk bayi adalah teether tidak dibuat dari bahan atau material beracun. Teether bayi tidak boleh mengandung bahan-bahan berikut ini:
BPA
Bisphenol A atau yang biasa disingkat dengan BPA adalah salah satu jenis bahan kimia yang terdapat dalam plastik dan lapisan kaleng makanan. Bahan kimia ini digunakan untuk mengeraskan plastik sehingga dapat digunakan sebagai wadah. BPA banyak ditemukan di plastik pembungkus makanan, botol air, dan wadah lainnya yang terbuat dari plastik. Sejumlah studi menunjukkan adanya kaitan antara BPA dengan beragam penyakit dan cacat tubuh, maka BPA dilarang keras digunakan untuk membuat perlengkapan bayi. Untuk itu, saat memilih teether sebaiknya pilihlah teether yang BPA Free atau bebas BPA.
PVC
PVC atau polyvinyl chloride adalah bahan plastik paling beracun sehingga sangat tidak disarankan membeli perlengkapan bayi yang memiliki kandungan ini. Pastikan pilih teether yang bebas PVC ya, Moms!
source: https://whatmomslove.com
Phthalates
Phthalates merupakan bahan kimia yang digunakan untuk melunakkan plastik atau membuat plastik lebih lentur.Bahan ini berbahaya karena dikaitkan dengan asma dan gangguan alergi lainnya. Namun, kadang masih banyak perlengkapan bayi yang mengandung phthalates. Untuk itu, Moms perlu jeli dan menanyakannya kepada penjual apakah produk yang dibeli aman atau tidak untuk bayi.
Zat Pewarna
Bahan lain yang sering diabaikan adalah cat yang digunakan untuk mewarnai teether. Zat pewarna yang digunakan harus tidak beracun dan bebas timah, karena cat dapat terlepas saat bayi menggigitnya. Selain itu, hati-hati dengan teether yang berisi gel yang memberikan efek dingin. Ada kejadian di mana ditemukan gel telah terkontaminasi oleh bakteri.
2. Desain Teether
Desain teether juga sangat penting, Moms. Pastikan teether dibuat dari bahan yang kuat sehingga tidak mudah rusak atau gel bocor saat digigit bayi. Ukuran teether juga harus cukup besar, sehingga bayi tidak menimbulkan bahaya tersedak bagi bayi. Selain itu, pastikan tidak ada bagian kecil yang mudah lepas dari teether karena bisa berisiko masuk ke tenggorokan, hidung maupun telinga bayi.
Moms juga harus memeriksa apakah mainan teether yang dibeli memiliki sertifikasi keamanan yang memadai. Misalnya di Indonesia, sudah lolos SNI. Selain itu, hindari membeli perlengkapan bayi termasuk teether hanya karena tergiur dengan harga murah, karena belum tentu terjamin keamanannya.