Sukses Menyusui Dimulai dari Layanan Kesehatan
Panduan ini awalnya diterbitkan pada tahun 1989 oleh WHO/UNICEF. Pada saat pertama kali diterbitkan, panduan menyusui ini berisi langkah untuk Melindungi, Mempromosikan dan Mendukung Menyusui: Peran Khusus Layanan Maternitas. Pada tahun 2018 panduan menyusui ini kemudian direvisi menjadi sepuluh langkah panduan sukses menyusui.
Menurut 10 Langkah Panduan Sukses Menyusui ini, setiap fasilitas yang menyediakan layanan bersalin dan perawatan untuk bayi yang baru lahir harus:
1. Wajib Memiliki Kebijakan Pemberian ASI Secara Tertulis
Bukan tanpa sebab Moms, kebijakan yang tertulis berarti menjadi aturan standar bagi setiap rumah sakit tentang program pemberian ASI. Dengan adanya kebijakan tertulis, maka seluruh staff pusat layanan kesehatan harus tahu dan memahami apa saja prosedur yang harus dilakukan. Komunikasi secara rutin dari manajemen rumah sakit menjadi kunci keberhasilan langkah pertama ini.
2. Memiliki Staff yang Kompeten
Manajemen pusat-pusat layanan kesehatan diharapkan melatih secara khusus para staffnya agar dapat memiliki keterampilan, pengetahuan dan kompetensi. Dengan staff yang kompeten, mudah bagi pusat layanan kesehatan mengimplementasikan kebijakan pemberian ASI.
3. Menginformasikan Para Ibu Hamil Mengenai Manfaat ASI
Tidak semua ibu hamil mengetahui pentingnya pemberian ASI di 6 bulan pertama kehidupan bayi, dan dilanjutkan hingga 2 tahun. Hal ini menyebabkan Ibu hamil ragu untuk memberikan ASI eksklusif. Pusat layanan kesehatan diharapkan memiliki peran penting dalam pemberian informasi manfaat ASI yang akurat. Tidak hanya manfaar, ibu hamil juga diberikan informasi tentang manajemen pemberian ASI.
4. Membantu Ibu Menyusui Bayinya dalam Waktu Setengah Jam Setelah Melahirkan
5. Tunjukkan Cara Menyusui yang Benar
Pusat layanan kesehatan mengajarkan Ibu cara menyusui yang benar. Ibu juga diajarkan untuk mengatur manajemen laktasi meski Ibu tidak berada satu ruangan dengan si kecil.
6. Hanya ASI!
Bayi yang baru lahir tidak diberi makanan atau minuman apapun selain ASI. Pemberian makanan atau minuman di luar ASI hanya berdasarkan indikasi medis untuk itu.
7. Rooming-in Ibu dan Bayi
Pusat layanan kesehatan memberikan dukungan Ibu dan bayi untuk berada dalam ruangan yang sama. Hal ini bertujuan agar Ibu dan bayi tetap bersama selama 24 jam penuh.
8. Menganjurkan Pemberian ASI sesuai Permintaan Bayi
9. Tidak Memberikan Dot atau Kempeng kepada Bayi
Agar proses menyusui lancar, bayi tidak disarankan untuk menggunakan dot atau kempeng. Pusat layanan kesehatan memberikan informasi mengenai anjuran menyusui langsung, dan dampak dot atau kempeng saat menyusui.
10. Membina Kelompok Pendukung ASI
Pusat layanan kesehatan menginisiasi adanya kelompok pendukung ASI atau menganjurkan Ibu menemui komunitas pendukung ASI setempat. Hal ini bertujuan untuk mendukung proses mengASI-hi setelah kepulangan Ibu dari rumah sakit.