Mengapa Kelahiran Prematur Sangat Berbahaya?
Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi setidaknya tiga minggu atau lebih awal dari periode kehamilan normal sembilan bulan. Pada kondisi normal, kelahiran akan terjadi setelah kehamilan 40 minggu. Sementara kelahiran prematur terjadi saat bayi lahir pada kehamilan 37 minggu atau kurang. Banyak kelahiran prematur yang sulit diprediksi, dan bayi yang lahir mungkin menderita berbagai gangguan fisik dan saraf, bahkan tidak sedikit bayi meninggal.
Kelahiran prematur atau persalinan dini dipengaruhi beberapa hal seperti kesehatan ibu dan faktor lingkungan. Ibu hamil yang kurus dan merokok biasanya lebih berisiko melahirkan bayi prematur.
Kelahiran prematur atau persalinan dini dipengaruhi beberapa hal seperti kesehatan ibu dan faktor lingkungan. Ibu hamil yang kurus dan merokok biasanya lebih berisiko melahirkan bayi prematur.
source: https://www.mothering.com
Tes Darah untuk Meprediksi Kelahiran Prematur
Beruntung para ahli terus mengembangkan cara untuk mengetahui kelahiran prematur lebih cepat. Baru-baru ini ditemukan bahwa tes darah dapat memprediksi bayi lahir prematur. Dijelaskan dalam jurnal Science, tes darah ini dapat meprediksi usia kehamilan dengan akurasi 45 persen atau hampir seakurat dengan tes USG. Selain itu, dengan tes darah mampu memprediksi ibu hamil mana yang akan melahirkan bayinya lebih dini dengan akurasi 75 hingga 80 persen.
Lantas bagaimana tes ini dilakukan?
Tes ini dilakukan dengan meneliti RNA dalam darah ibu hamil. RNA adalah asam ribunocleic acid yang fungsinya buat penyalur dan penyimpan genetik tubuh kita. Penelitian dilakukan kepada 21 ibu hamil di Denmark. Para ibu hamil ini memberikan sample darah setiap minggu sampai mereka melahirkan. Peneliti pun membuat model yang menunjukkan gen mana yang dapat digunakan untuk menentukan usia kehamilan.
Selanjutnya, tim peneliti mengambil sampel darah dari ibu hamil di Amerika yang pernah melahirkan bayi prematur. Sampel darah diambil selama trimester kedua dan ketiga. Dari kelompok ini, 13 ibu melahirkan bayi mereka secara prematur dan 25 melahirkan dengan usia kehamilan normal.
Dengan membandingkan kelompok, tim peneliti mengidentifikasi RNA mana yang dapat memprediksi kehamilan awal.
Lantas bagaimana tes ini dilakukan?
Tes ini dilakukan dengan meneliti RNA dalam darah ibu hamil. RNA adalah asam ribunocleic acid yang fungsinya buat penyalur dan penyimpan genetik tubuh kita. Penelitian dilakukan kepada 21 ibu hamil di Denmark. Para ibu hamil ini memberikan sample darah setiap minggu sampai mereka melahirkan. Peneliti pun membuat model yang menunjukkan gen mana yang dapat digunakan untuk menentukan usia kehamilan.
Selanjutnya, tim peneliti mengambil sampel darah dari ibu hamil di Amerika yang pernah melahirkan bayi prematur. Sampel darah diambil selama trimester kedua dan ketiga. Dari kelompok ini, 13 ibu melahirkan bayi mereka secara prematur dan 25 melahirkan dengan usia kehamilan normal.
Dengan membandingkan kelompok, tim peneliti mengidentifikasi RNA mana yang dapat memprediksi kehamilan awal.
source: https://www.allergiesandhealth.com
Belum Terverifikasi
Meski sudah ditemukan titik cerah untuk memprediksi kelahiran prematur, namun penelitian berupa tes darah ini masih dalam tahap awal. Penelitian baru dilakukan kepada beberapa ibu hamil saja dan belum diverifikasi sampai tim peneliti meningkatkan jumlah sampel.
Di sisi lain, tim peneliti mengungkap bahwa tes darah cukup menjanjikan. Metode-metode sebelumnya untuk memprediksi kelahiran prematur sudah tidak dapat diandalkan. Sebagai gantinya, tes darah memiliki akurasi yang cukup tinggi.
"Saya telah menghabiskan banyak waktu untuk meneliti kelahiran prematur," ungkap salah satu peneliti dari Stanford University. "Ini merupakan hasil yang nyata," tambahnya.
Di sisi lain, tim peneliti mengungkap bahwa tes darah cukup menjanjikan. Metode-metode sebelumnya untuk memprediksi kelahiran prematur sudah tidak dapat diandalkan. Sebagai gantinya, tes darah memiliki akurasi yang cukup tinggi.
"Saya telah menghabiskan banyak waktu untuk meneliti kelahiran prematur," ungkap salah satu peneliti dari Stanford University. "Ini merupakan hasil yang nyata," tambahnya.
source: https://www.express.co.uk
Wah, semoga saja penelitiannya cepat rampung dan metodenya bisa diaplikasikan di Indonesia ya, Moms!