Moms punya anak remaja? Pasti Moms yang memiliki anak remaja akan mengalami sulitnya memahami mereka yang kian beranjak dewasa. Seiring perubahan psikologis anak remaja Moms, mungkin ada yang mengalami mudah marah, akan memprotes segala hal, atau yang paling sering adalah ‘ngambekan’. Hal seperti itu adalah wajar, yang tidak wajar adalah orang tua yang tidak dapat memahami penyebab terjadinya hal tersebut. Karena, salah satu penyebab ABG moody dan gampang marah adalah sikap dan perilaku sang ibu, lho! Jadi, coba yuk Moms ingat-ingat kembali, apakah salah satu sikap dan perilaku di bawah ini merupakan hal yang Moms lakukan secara tak sadar?
Menurut Sean Grover L.C.S.W di situs Psychology Today mengatakan bahwa anak yang menuju remaja atau sering disebut dengan istilah ABG (Anak Baru Gede) yang memiliki sikap mudah marah dan moody dapat disebabkan oleh sikap orang tuanya. Moms, perlu hati-hati tentunya dalam bersikap, karena dapat mempengaruhi tumbuh kembang ABG. Sikap ibu apa saja yang dapat mempengaruhinya?
source: http://www.mummysg.com/
Selalu Membanding-bandingkan
Hal yang satu ini memang merupakan hal yang paling dibenci oleh anak yang menginjak remaja. Pasalnya kebanyakan orang tua akan sering membanding-bandingkan anaknya dengan teman, saudara atau orang-orang di sekelilingnya. Tentunya sebagian orang tua meyakini kegiatan ini sebagai motivasi untuk merubah anaknya lebih baik. Namun, Moms harus mengetahui hal ini perlu dihindari, karena dapat membuat anak merasa diserang harga dirinya bahkan tidak percaya dengan dirinya sendiri. Sebagian anak akan melakukan berbagai cara untuk membuat dirinya dengan si pembanding atau bahkan menyimpan persaingan yang tidak sehat dengan si pembanding, yang lebih fatalnya adalah ketika anak menglami depresi, karena tidak mampu. Hal tersebut juga dapat membuat mereka menunjukkan ketidakberdayaan dan kehilangan semangat.
Selalu Mengkritik
source: https://hurriyetaile.com/
Memuji anak sesekali merupakan hal yang baik, namun Moms juga tidak perlu terlalu banyak mengomentari atau mengkritik anak. Ketika orang tua sering melontarkan kritikan, anak akan merasa tertekan. Anak akan mudah menilai dirinya gagal, tidak berguna, atau merasa dirinya tidak pernah melakukan harga dirinya yang nantinya akan membuat dia kehilangan kepercayaan diri.
Pada periodenya yang menginjak remaja, mereka biasanya sudah mandiri, dapat melakukan sesuatu hal sendiri dan dapat mengambil keputusan sendiri. Ketika orang tua memberikan atau memaksakan perintah-perintah yang sudah mereka ketahui atau dapat dilakukan sendiri, mereka akan mudah marah, melawan kepada orang tua, tidak patuh atau bahkan mereka tidak berani mengungkapkan pendapatnya.
Merasa Jagoan
source: https://www.momjunction.com/
Sebagian ibu mungkin akan mengatakan bagaimana ia dahulu, bagaimana ia melakukan caranya sesuai dengan pengalamannya. Maksud hati ingin memotivasi, tapi Moms perlu mengetahui nahwa itu merupakan langkah yang salah. Ketika orang tua mengatakan hal tersebut anak mungkin akan merasa drinya sedang direndahkan. Moms perlu mengetahui bahwa ABG, apalagi di masa kini, memilki keunikan dan keunggulan yang tidak sama. Akan lebih baik jadinya jika Moms mencerikan kisah inspiratif. Sehingga ia mengetahui maksud dan tujuan orang tua adalah menginginkan hal yang terbaik baginya.
Seorang ibu memang luar biasa, tidak ada tandingannya. Tapi, dengan sikap yang rendah hati tidak salah kan? Ketika ibu banyak mengeluhkan kesulitan membesarkan sang anak kepada temannya, suaminya, keluarga, teman bahkan kepada anaknya, secara tidak langsung hal tersebut dapat menyinggung anak. Mereka akan merasa bahwa kehadirannya hanya membuat ibunya menjadi sulit, kehadirannya hanya menjadi beban ibunya.
Nah, Moms perlu mengetahui beberapa sikap yang perlu dihindari saat memiliki anak usia remaja. Sebisa mungkin, kurangi dan hindari melakukannya ya Moms!