Apa Saja Gejala Fimosis?
Fimosis secara umum tidak menimbulkan rasa nyeri atau gejala apapun. Namun, penderita fimosis kesulitan untuk membuka kulup dan membersihkan kotoran sehingga penis rentan terkena infeksi. Dalam kasus infeksi yang parah, anak akan mengalami rasa sakit saat berkemih, dan saat dewasa nanti bisa mengganggu aktivitas seksual. Infeksi parah ditandai dengan bengkak, kulit penis berwarna merah dan nyeri.
Berikut gejala yang dapat muncul jika anak Moms mengalami fimosis:
- Ujung penis mengerut dan tidak bisa ditarik ke arah pangkal saat dibersihkan.
- Anak menangis saat buang air kecil, karena ujung penis tertutup dan tersumbat. Ujung penis akan menggembung sebelum air kencing keluar, dan ini akan terasa menyakitkan.
- Air kencing tidak lancar keluar. Kadang menetes, atau memancar ke segala arah.
- Anak demam tanpa ada gejala lain, kadang sampai beberapa hari.
Penyebab Fimosis
Fimosis salah satunya disebabkan bawaan lahir. Bagian kulup penis anak usia 3-4 tahun atau lebih kecil dari itu biasanya bisa ditarik. Meski demikian ada beberapa anak yang kulupnya sulit untuk ditarik, hal ini disebabkan karena:
- bagian atas kulup penis terlalu kecil hingga glans penis sulit untuk ditarik
- braking code terlalu pendek untuk membuat kulup penis dapat ditarik ( arrestor wires breeve)
- adanya infeksi yang disebabkan ke dua hal di atas.
Faktor risiko terjadinya fimosis:
- anak belum disunat
- diabetes
- sering mengalami ruam popok
- kebersihan diri buruk
- usia muda
Pengobatan Fimosis
Apabila fimosis tidak menyebabkan gejala, fimosis tidak memerlukan terapi khusus. Apabila kondisi anak tidak membaik dan sulit berkemih, segera bawa ke dokter. Biasanya dokter akan memberikan salep hidrokortison untuk terapi.
Cara mencegah fimosis :
- menjaga kebersihan area organ kelamin anak
- sering mengganti popok agar terhindar dari ruam popok
- menjaga kesehatan anak dengan makanan bergizi dan istirahat yang cukup agar memiliki daya tahan baik
- menyunat anak sedini mungkin.
Selalu konsultasikan kepada dokter anak apabila kondisi anak tidak segera membaik. Fimosis ini dapat berulang apabila tidak ada tindakan pencegahan lho, Moms.