Seputar Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik atau yang lebih dikenal dengan kehamilan yang terjadi di luar kandungan, rawan terjadi pada ibu hamil. Situasi ini tertunya dapat membahayakan nyawa, jika kehamilan yang terus berkembang dan kita tidak tahu apakah kita mengalaminya atau tidak.
Perlu diketahui juga Moms, kehamilan ektopik ini merupakan penyebab utama kematian ibu hamil di trimester pertama dan apabila kehamilan ektopik ini terjadi, kehamilan tidak dapat berlanjut karena embrio berada di tempat yang tidak tepat. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengenali kehamilan ektopik ini, Moms.
Mengenal Kehamilan Ektopik dalam Medis
Dalam medis, kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma menempel di tempat lain selain rahim. Biasanya menempel di tuba falopi. Tak jarang, kehamilan ektopik ini juga disebut sebagai kehamilan tuba. Tapi Moms, dalam beberapa kasus, kehamilan ektopik ini bisa terjadi di dalam rongga perut, ovarium (indung telur), atau leher rahim (serviks).
Kehamilan ektopik ini tidak dapat menyelamatkan si calon bayi, Moms. Hal ini karena organ dalam perut selain rahim tidak digunakan sebagai tempat embrio berkembang. Jadi, sel telur yang telah dibuahi tidak bisa berkembang dengan baik dan biasanya embrio atau janin tidak terselamatkan.
Gejala-Gejala Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik bisa dideteksi oleh ibu hamil yang memiliki gejala atau tanda-tanda yang biasanya muncul pada minggu ke-4 atau ke-12 kehamilan seperti berikut ini:
1. Pendarahan ringan pada vagina atau keluar cairan berwarna cokelat.
2. Mual dan muntah yang disertai rasa sakit.
3. Nyeri pada perut bawah dan biasanya dirasakan disatu sisi.
4. Kram perut.
5. Pusing atau lemah, bahkan pingsan.
6. Nyeri pada pundak, leher, atau rectum saat buang air besar
Jika gejala-gejala tersebut terjadi pada Moms, segera konsultasikan pada dokter agar dapat ditangani lebih lanjut.
Penyebab Kehamilan Ektopik
Penyebab paling umum terjadinya kehamilan ektopik adalah karena infeksi atau kerusakan pada tuba falopi yang dapat menghambat jalan embrio ke rahim. Keadaan ini yang membuat embrio menempel pada tuba falopi atau organ lain. Berikut ini beberapa penyebab kehamilan ektopik:
1. Kadar hormon yang tidak seimbang pada sel telur yang telah dibuahi.
2. Menggunakan alat kontrasepsi intrauterine device (IUD) atau spiral untuk mencegah kehamilan, tetapi malah terjadi kehamilan.
3. Memiliki riwayat penyakit radang panggul karena penyakit seksual menular, seperti klamidia atau gonore.
4. Memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan kesuburan dan pengobatannya, seperti in vitro fertilization (IVF).
5. Memiliki kebiasaan merokok sebelumnya.
6. Memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya.
7. Usia ibu hamil 36-40 tahun.
Fakta Mengenai Kehamilan Ektopik
Yuk simak fakta mengenai kehamilan ektopik berikut ini, Moms!
1. Kehamilan ektopik merupakan tumor jinak yang bisa diatasi.
2. Berbeda dengan hamil anggur.
3. Tidak terjadi karena kekurangan vitamin A.
4. Perut akan lebih besar dari hamil normal, misalnya hamil 1 bulan tampak seperti 3 bulan.
5. Dapat dideteksi dengan USG dan ditangani secepatnya.
6. Bisa hamil lagi.
Jadi Moms, tak perlu khawatir mengenai kehamilan ektopik jika sudah mengenal gejala, penyebab, dan faktanya. Dengan pola hidup yang sehat risiko kehamilan ektopik ini bisa diminimalisir.