Umunya Sering Dialami Anak Laki-laki
Pertama kasus Atresia ani umumnya lebih sering terjadi pada bayi laki-laki daripada bayi perempuan. Sekitat 1 dari 5.000 bayi yang baru lahir mengalami Atresia ani. Kasus ini akan sangat mempengaruhi perkembangan anak kamu lho Moms. Namun jangan berputus asa, karena Atresia ani dapat ditangani dengan mengurangi fator-faktor risiko.
Tanda dan Gejala
Setelah lahir ke dunia ini, kamu bisa memperhatikan secara kasat mata apakah anak kamu mengalami Atresia ani dengan tanda-tanda dan gejala yaitu bayi tidak memiliki lubang anus atau memiliki lubang anus di tempat yang tidak semestinya, misalnya terlalu dekat dengan vagina.
Mungkin juga anak punya selaput yang menutupi lubang anusnya. Selain itu, biasanya usus anak tidak tersambung dengan anus atau sambungan antara usus dan sistem urinasi tidak normal.
Gejala yang muncul:
- Tinja bisa melewati sistem urinasi, seperti uretra, vagina, skrotum atau dasar penis
- Tidak mengeluarkan tinja dalam 24–48 jam pertama setelah lahir
- Memiliki perut yang bengkak
- Memiliki sambungan yang tidak normal, atau fistula, antara rektum dan sistem reproduksi atau saluran urinasi. Gejala umum yang dialami bayi Atresia ani ialah muntah.
Penyebab Atresia ani
Sebelumnya sudah dikatakan bahwa penyebab atresia ani pada bayi masih belum diketahui pasti. Tapi, sebagai pemahaman, Atresia ani mungkin disebabkan oleh cacat pada genetik. Diperkirakan hal ini terjadi sejak anak kamu belum lahir, biasanya pada minggu ke-5 hingga minggu ke-7 kehamilan kamu. Mengapa demikian, karena di masa inilah sistem pencernaan bayi mulai terbentuk begitupun dengan anus.
Faktor Risiko
Jika kemungkinan Atresia ani disebabkan cacat genetik. Moms juga harus memperhatikan fakto-faktor risiko Atresia ani pada bayi terutama jenis kelamin. Perlu Moms tahu kalau kasus Atresia ani terjadi dua kali lebih banyak pada anak laki-laki dibanding anak perempuan. Selain itu, faktor risiko lainnya dikarenakan adanya cacat lahir lainnya pada bayi kamu. Bukan hanya itu saja, bahkan penggunaan steroid inhalers oleh ibu selama kehamilan juga meningkatkan risiko bayi Atresia ani.